Persamaan dan Perbedaan Sosiolinguistik, Dialektologi,
dan Etnolinguistik
Menurut Rene Appel, Gerad Hubert,
dan Greus Meijer (dalam Chaer dan Agustina, 2004: 4) sosiolinguistik adalah
kajian mengenai bahasa dan pemakainya dalam konteks social dan kebudayaan.
Munculnya variasi bahasa dalam kajian sosiolinguistik ditandai dengan adanya
perbedaan daerah, status sosial penuturnya, usia, ragam, gender, dan keetnisan.
Kemudian menurut Allan F. Lauder dan Multamia RMT Lauder, dialektologi
adalah cabang ilmu pengetahuan bahasa secara sistematis mengenai berbagai
kajian yang berkenaan dengan distribusi dialek dengan memperhatikan faktor
geografi, politik, ekonomi, dan sosial budaya. Kajian dialektologi ini
melandaskan diri pada bukti-bukti linguistis berupa data variasi bahasa yang
dikumpulkan secara spasial.
Berbeda lagi dengan etnolinguistik
yang disebut juga linguistik antropologi atau antropological linguistics yang
merupakan kajian bahasa dan budaya sebagai sub bidang utama dari Antropologi
(Duranti, 1997). Sejalan dengan itu, Richards, Platt, Weber (1990:13) mengemukakan
bahwa linguistik antropologi adalah cabang linguistik yang mengkaji hubungan
antara bahasa dan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Fenomena bahasa tersebut
akan tampak dalam tataran fonologi, sintaksis, morfologi maupun semantiknya.
Misalnya, masyarakat Jawa sangat mengutamakan dimensi rasa dan nilai rasa ini
sangat penting bagi mereka dalam interaksi dan komunikasi sosial sehari-hari.
Nilai rasa tersebut lalu dimanifestasikan ke dalam leksikon Jawa, yaitu
leksikon ngoko, krama, dan krama inggil.
Dalam hal ini, sosiolinguistik,
dialektologi, dan etnolinguistik mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaan
ketiganya adalah sama-sama studi tentang bahasa. Selain itu, kajian
sosiolinguistik, dialektologi, dan etnolinguistik sama-sama memiliki variasi
bahasa berdasarkan sosial dan budaya. Kemudian sosiolinguistik, dialektologi,
dan etnolinguistik juga sama-sama membahas unsur kebahasaan, seperti fonologi,
sintaksis, morfologi maupun semantiknya. Perbedaaannya adalah kajian
dialektologi lebih mementingkan keadaan variasi bahasa yang ada, sedangkan
kajian sosiolinguistik mengkaji proses munculnya variasi bahasa dan
etnolinguistik mengkaji fungsi dan pemakaian bahasa dalam konteks kebudayaan.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina.
2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta
Duranti A. 1997. Linguistic
Anthropology. Cambridge: Cambridge University Press.
F. Lauder Allan dan Multamia RMT
Lauder. 2007. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama
No comments:
Post a Comment