BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam pembicaraan tentang sintaksis, bidang yang menjadi
lahannya adalah unit bahasa berupa wacana, kalimat, klausa, frase, dan kata.
Manusia
dalam bertutur sapa, berkisah, atau segala sesuatu yang dapat dikatakan sebagai
berbahasa, selalu memunculkan kalimat-kalimat yang diirangkai, dijalin
sedemikian rupa, sehingga berfungsi optimal bagi si penutur dalam upaya
mengembangkan akal budinya dan memelihara kerjasamanya dengan orang lain.
Banyak
sekali kalimat yang tidak produksi dalam setiap harinya. Namun, tidak
semua orang mengerti dan memahami seluk beluk kalimat. Akibatnya, timbul
pertanyaan apakah kalimat-kalimat yang kita hasilkan sudah memenuhi syarat
sebagai kalimat yang benar (gramatikal)? Untuk itu, kita lebih-lebih mahasiswa
jurusan Bahasa dituntut memiliki wawasan tentang kalimat agar dapat
menghasilkan kalimat yang benar atau gramatikal, baik dalam komunikasi tulisan
maupun lisan.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Apa
pengertian kalimat?
2. Bagaimana
strategi pengenalan kalimat?
3. Apa
saja fungsi unsur-unsur kalimat?
4. Bagaimana
peran unsur-unsur kalimat?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian kalimat
1. Untuk mengetahui pengertian kalimat
2. untuk mengetahui strategi pengenalan kalimat
3. untuk mengetahui fungsi unsur-unsur kalimat
4. untuk
mengetahui peran unsur-unsur kalimat
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
kalimat
Kalimat
adalah satuan Bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri, yang mempunyai
pola intonasi akhir dan yang terdiri atas Klausa (cook melalui tarigan,
1987:5).
Kalimat
adalah satuan Bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi
final,dan baik secara actual maupun potensial terdiri atas klausa (kridalaksana
1983:71). Kalimat adalah satuan dramatik yang dibatasi oleh jeda panjang yang
disertai nada akhir turun atau naik (ramlan 1987:27).
Dari
beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah konstruksi
sintaksis yang berupa klausa, dapat berdiri sendiri atau bebas, dan memounyai
pola intonasi final.
Alwi dkk. (2003:311) dalam tata
Bahasa baku bahasa Indonesia menyampaikan informasi yang dapat memperjelas
pengertian kalimat di atas. Dikatakannya bahwa kalimat adalah satuan Bahasa
terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut,
disela jeda, diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang
mencegah terjadinya perpaduan atau asimilasi bunyi ataupun proses fonologis
yang lain.
Akhirnya diperoleh gambaran pula
bahwa dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan disertai unsur-unsur
suprasegmental, seperti titi nada, tekanan, tempo, jeda, dan intonasi akhir
ujaran. Selain itu, kalimat selalu diawali oleh kesenyapan dan diakhiri dengan
intonasi akhir yang diikuti pula oleh kesenyapan. Kesenyapan awal dan
kesenyapan akhir dalam mengucapkan kalimat dapat mencegah terjadinya asimilasi
bunyi atau proses fonologis yang lain.
Dari uraian di atas diperoleh
gambaran bahwa kalimat mengandung dua unsur penting, yaitu unsur segmental dan
unsur suprasegmental/prosodi. Unsur segmental adalah unsur yang berupa
satuan-satuan Bahasa yang biasanya berupa kata, frasa,kalausa. Unsur
suprasegmental yaitu berupa tekanan, titi nada, tempo, jeda, dan intonasi
final. Unsur suprasegmental yang menyertai unsur segmental dalam ujaran
dinamakan lagu kalimat/intonasi.
2.
Strategi
Pengenalan Kalimat
Dari
segi struktur lahirnya, setiap kalimat sekurang-kurangnya memiliki predikat.
Dengan kata lain, jika suatu pernyataan memiliki predikat, pernyataan itu
merupakan kalimat, sedangkan rangkaian kata yang tidak memiliki predikat
disebut frasa.
Sehubyungan
dengan cara untuk mengetahui apakah sebuah pernyataan merupakan kalimat atau
bukan, Sugono (1997:26) mengemukakan adanya dua persyaratan pokok yang perlu
diperhatikan, yaitu (1) unsur predikat, dan (2) permutasi unsur kalimat. Kedua
persyaratan pokok itu bisa digunakan sebagai alat pengetes, apakah sebuah
pernyataan merupakan kalimat atau bukan. Dengan kata lain, kedua persyaratan
pokok itu dapat digunakan sebagai strategi pengenalan klaimat.
a. Menentukan
Unsur Predikat
Unsur predikat suatu
kalimat biasanya diduduki oleh kata atau frasa kerja. Oleh karena itu, perlu
diperiksa ada tidaknya kata/frasa kerja dalam rangkaiana kata yang sedang
diselidiki. Misalnya, dalam contoh kalimat berikut:
Orang itu jatuh
Anak itu memebersihkan
halaman
Pada kedua contoh itu ada
verbanya, jatuh dan membersihkan. Setelah ditentukan verbanya lakukan langkah
berikutnya yaitu melakukan tes fermutasi.
b. Melakukan
Tes Permutasi Unsur Kalimat
Tes permutasi unsur
kalimat adalah tes pengubahan unsur kalimat. Pengubahan yang dilakukan adalah
kembalikan unsur kalimat. Jika setelah diadakan permuntasi unsur kalimat tidak
terjadi perubahan informasi. pernyataan yang diselidiki merupakan kalimat.
Sebaliknya. Jika terjadi perubahan informasi setelah diadakan permutasi, pernytaan
itu bukan merupakan kalimat.
3.
Fungsi
unsur-unsur kalimat
Fungsi merujuk pada fungsi sintaksis (jabatan)
satuan gramatik dalam kalimat. Fungsi dalam kalimat adalah predikat,
subjek,objek,pelengkap, dan keterangan. Untuk dapat mengetahui fungsi
unsur-unsur kalimat, perlu dikenal ciri umum tiap-tiap fungsi sintaksis. Oleh
karena itu, di bawah ini berturut-turut akan dibicara fungsi predikat, subjek,
objek, pelengkap dan keteranganaa.
a. Fungsi
predikat
Predikat merupakan
konstituen pokok yang disertai konstituen subjek disebelah kiri, dan jika ada,
konstituen objek, pelengkap, dan atau keterangan wajib disebelah kanan (Alwi,
dkk., 2008:326). Predikat kalimat biasanya berupa verba dan adjektif. Pada
kalimat berpola SP, predikat bisa pula berupa frasa nominal, frasa numeral, frasa
prefosisional, di samping frasa verba dan frasa adjektifal.
Contoh :
Ayahnya pegawai bank.
Saudaranya dua orang.
Pamannya diluar negeri.
Ibunya sedang tidur.
Lukisan itu indah
sekali.
b. Fungsi
subjek
Subjek
subjek merupakan fungsi sintaksis terpenting setelah predikat. Pada umunya
subjek berupa nomina, frasa nomina, frasa verba, atau klausa, dan terletak
disebelah kiri predikat. Perhatikan contoh berikut ini :
Anak-anak
sedang bermain.
Orang
tua itu ayahnya.
Membangun
rumah besar perlu kesabaran.
Yang
tidak mengerjakana PR medapat sanksi.
c. Fungsi
objek
Objek
merupakan konstituen kalimat yang kehadirannya dituntut oleh predikat verba
transitif pada kalimat aktif. Letaknya langsung setelah predikat. Objek
biasanya berupa nomina atau frasa nominal. Jika objek berupa nomina, frasa
nomina tak bernyawa, atau pesona ketiga tunggal, nomina objek bisa diganti
dengan pronominanya. Jika berupa pronomina aku, kamu, atau dia, dapat digunakan
bentuk –ku-mu-nya.
Verba
predikat pada kalimat yang memerlukan kehadiran objek biasanya berafiks meN-,
-kan, dan –i (Alwi, dkk., 2008:328). Perhatikan contoh berikut.
a. Ibu
mengunjungi paman Adi.
b. Ibu
mengunjunginya.
d. Fungsi
pelengkap
Orang sering mencampur
adukkan pengertian objek dan pelengkap. Kedua fungsi ini, memang mempunyai kemiripan.
Baik objek maupun pelengkap serig berwujud nomina, dan keduanya sering diduduki
tempat yang sama, yaitu di belakang verba. Perhatikan contoh berikut:
a. Dia
mendagangkan pakaian di pasar.
b. Dia
berdagang pakaian di pasar.
Pada contoh di atas
kata pakaian sama-sama berkategori nomina dan sama-sama berada di belakang
verba. Akan tetapi, pada contoh a nomina itu bernama objek, sedangkan pada
contoh b sebagai pelengkap/komplemen.
Alwi dkk. (2008:329)
menunjukkan persamaan dan perbedaan antara objek dan pelengkap melalui table
berikut.
Objek
|
Pelengkap
|
1.
Berwujud frasa nominalatau
klausa.
|
1.
Berwujud frasa nominal, frasa
verbal
|
2.
Berada langsung di belakang
predikat
|
2.
Berada langsung di belakang
predikat jika tidak ada objek, dan di belakang objek jika unsur itu hadir.
|
3.
Menjadi subjek akibat penafsiran
kalimat.
|
3.
Tak dapat menjadi subjek akibat
penafsiran kalimat.
|
4.
Dapat diganti dengan
pronominal-nya.
|
4.
Tidak dapat diganti dengan-nya
kecuali dalam kombinasi preposisi selain di, ke, dari, dan akan.
|
Tabel IV.1
Persamaan dan Perbedaan
antara Objek dan Pelengkap
Selanjutnya, beberapa
contoh pelengkap pada berbagai verba bisa dilihat melaui contoh berikut.
1. Ia
belajar Bahasa Indonesia.
Dia bertanya kapan kami
akan tiba.
Lantainya beralaskan
karpet.
Nia benci pada kebohongan.
2. Ia
pandai menyanyi.
Dia
sukar sekali dinasehati.
Ayah
senang bermain tenis.
3.
Dia mencarikan saya pekerjaan.
Bibi
membelikan anaknya boneka.
Ibu
menjahitkan adik baju tidur.
e.
Fungsi Keterangan
Fungsi
keterangan banyak macamnya, antara lain keterangan tempat, waktu, alat, tujuan,
cara, penyerta, perbandingan/kemiripan, sebab, dan kesalingan. Letaknya pin
bervariasi dan cenderungan lebih bebas daripada fungsi yang lain; bisa di awal
kalimat, di tengah, atau di akhir kalimat. Pada umumnya kehadiran fungsi
keterangan dalam kalimat bersifat manasuka. Konstituen keterangan biasanya
berupa frasa nominal, frasa preposisional, atau frasa adverbial. Perhatikan
contoh berikut (99).
a.
Dia membeli tas di pasar swalayan
b.
Dia membeli tas tadi malam.
c.
Dia membeli tas dengan temannya.
Contoh
(a) mengandung keterangan tempat, (b) mengnadung keterangan waktu dan (c)
mengandung keterangan penyerta. Fungsi keterangan dalam tiga kalimat di atas
sifatnya menasuka.
Keterangan bisa pula diisi fungsi klausa sebagaimana contoh di bawah
ini (100).
a.
Dia membeli tas setelah dia memperoleh
gaji.
b.
Dia membeli tas sebelum tasnya yang lama
rusak.
Makna keterangan ditentukan oleh perpaduan
makna unsur-unsurnya. Misalnya, keterangan di pasar swalayan (99a) mengandung
makna tempat, tadi malam (99b) mengandung makna keterangan waktu, dan dengan
temannya (99c) mengandung keterangan penyerta.
Berdasarkan
maknanya, terdapat macam-macam keterangan. Berikut disajikan beberapa jenis
keterangan itu.
Jenis
Keterangan
|
Preposisi/
Penghubung
|
Contoh
|
1. Tempat
|
Di
|
Di kota, di desa, diteras
|
Ke
|
Ke
rumah, ke sekolah, ke solo
|
|
Dari
|
Dari
kantor, dari ladang
|
|
Di
(dalam)
|
Di
rumah, di (dalam) mobil
|
|
pada
|
Pada
permukaan, pada saya
|
|
2. Waktu
|
-
|
Sekarang,
tadi, besok, lusa,
|
Pada
|
Pada
hari ini, pada pukul 07.00
|
|
Dalam
|
Dalam
minggu ini, dalam dua hari ini,
|
|
Se-
|
Setiba
di kantor, sepulang dari sekolah
|
|
Sebelum
|
Sebelum
makan, sebelum pergi
|
|
Sesudah
|
Sesudah
pukul 12.00, sesudah ujian
|
|
Selama
|
Selama
dua minggu, selama bekerja
|
|
Sepanjang
|
Sepanjang
tahun, sepanjang hari
|
|
3. Alat
|
dengan
|
Dengan
gunting, dengan mobil
|
4. Tujuan
|
Agar/
Supaya
|
Agar/supaya
kamu pintar
|
Untuk
|
Untuk
kemanusiaan
|
|
Bagi
|
Bagi
Indonesia
|
|
Demi
|
Demi
keluarganya
|
|
5. cara
|
Dengan
|
Dengan
tergesa-gesa
|
Secara
|
Secara
diam-diam
|
|
Dengan
cara
|
Dengan
cara damai
|
|
Dengan
jalan
|
Dengan
jalan bekerja sama
|
|
6. penyerta
|
Dengan
|
Dengan
adiknya
|
Bersama
|
Bersama
teman-temannya
|
|
beserta
|
Beserta
saudaranya
|
|
7. Perbandingan/kemiripan
|
Seperti
|
Seperti
angin
|
Bagaikan
|
Bagaikan
bulan purnama
|
|
Laksana
|
Laksana
bintang film
|
|
8.
sebab
|
Karena
|
Karena
kelalaiannya
|
Sebab
|
Sebab
tergesa-gesa
|
|
9. kesalingan
|
-
|
Saling
(mengagumi), satu sama lain
|
4.
Peran unsur-unsur kalimat
Peranan semantik di
dalam sintaksis berarti makna. Fungsi-fungsi sintaksis diisi oleh
kategori-kategori dan peran-peran perhatikan contoh.
Hany memberi hadiah
kepada temannya.
S P O Pel
Contoh di atas
mengandung subjek yang menyatakan pelaku, predikat yang menyatakan perbuatan,
objek yang menyatakan peserta sasaran perbuatan, dan pelengkap yang menyatakan
peserta peruntung yang memperoleh manfaat dalam peristiwa tersebut.
Selanjutnya, di bawah ini akan disajikan peran semantik : pelaku, sasaran,
pengalam, peruntung, dan atribut.
1. Pelaku
Pelaku adalah peserta yang melakukan
perbuatan yang dinyatakan oleh verba predikat. Peserta umumnya manusia atau
binatang. Akan tetapi, benda yang potensial juga dapat berfungsi sebagai
pelaku.
Peran pelaku merupakan peran semantis
utama subjek kalimat aktif dan pelengkap kalimat pasif.
Perhatikan
contoh berikut.
1a.
Pak Udin sedang membaca surat.
1b.
Ayam itu berkotek sejak tadi.
1c.
Mobil itu mengangkut sayur-mayur.
2a. Koran itu diambil oleh Rina.
2b. Sepeda saya dipakai oleh teman saya.
Fungsi unsur kalimat pada contoh-contoh
di atas berperan sebagai pelaku.
2.
Sasaran
Sasaran
adalah peserta yang dikenai perbuatan yang dinyatakan oleh verba predikat.
Peran sasaran merupakan peran utama objek atau pelengkap contohnya sebagai
berikut.
a.
Ela menyampaikan surat kepada
saudaranya.
b.
Adik mengambilkan ayah air putih.
c.
Dina belajar Bahasa Indonesia.
d.
Ia menyaksikan siaran pertandingan sepak
bola.
3.
Pengalam
Pengalam
adalah peserta yang mengalami keadaan atau peristiwa yang menyatakan predikat.
Peran pengalam merupakan peran unsur subjek yang predikatnya adjektif atau
verba taktransitif yang lebih menyatakan keadaan. Contohnya sebagai berikut.
a.
Kaki saya terinjak olehnya.
b.
Ika kehujanan di jalan.
c.
Saya sehat-walafiat.
d.
Ia menyaksiakan siaran pertandingan
sepak bola.
4.
Peruntung
Peruntung
adalah peserta yang beruntung dan yang memperoleh manfaat dari keadaan,
pristiwa, atau perbuatan yang dinyatakan oleh predikat. Partisipan peruntung
biasanya berfungsi sebagai objek atau pelengkap, atau sebagai subjek verba
jenis menerima atau mempunyai. Contohnya sebagai berikut.
a.
Ayah membelikan adik raket.
b.
Adi memberi oleh-oleh pada saya.
c.
Ia mempunyai sepeda motor baru.
d.
Saya menerima bingkisan hari raya.
5.
Atribut
Dalam
kalimat yang predikatnya nomina, predikat tersebut mempunyai peran semantis atribut.
Contohnya sebagai berikut.
a.
Laki-laki itu saudara saya.
b.
Wanita tua itu nenek saya.
c.
Anak itu adik saya.
6.
Peran semantic keterangan
Selain
peran-peran di atas, masih ada peran semantic lain yang terdapat pada fungsi
keterangan, seperti keterangan waktu, keterangan tempat, keterangan alat, dan
keterangan sumber. Peran semantic itu pula dasarnya sesuai dengan sifat kodrati
dari nomina yang ada pada keterangan tersebut. Perhatikan contoh-contoh
berikut.
1.
Peran semantic waktu:
a.
Saya mengharapkan anda datang pukul
delapan pagi.
b.
Mereka menempati rumah ini tahun 2009.
2.
Peran semantic tempat:
a.
Bibinya bekerja di Surabaya.
b.
Kami akan pergi ke puncak.
3.
Peran semantic alat:
a.
Ia tidak bisa membaca tanpa kaca mata.
b.
Ibu membuka kaleng dengan pisau dapur.
4.
Peran semantic sumber:
a.
Balai ini terbuat dari bambu.
b.
Tanaman ini diperoleh dari hutan.
Setiap
fungsi dalam kalimat memiliki berbagai kemungkinan peran. Misalnya, fungsi S
(subjek) mempunyai kemungkinan peran sebagai: pelaku, penderita, hasil,
penerima, pengalam, alat, sebab, dikenal, terjumlah.
Contoh :
1.
Anak-anak sedang belajar. (S=’pelaku’).
2.
Pagar itu sedang diperbaiki
(S=;penderita’).
3.
Rumah itu telah dibangun dengan baik
(S=’hasil’).
4.
Badannya sangat lemah (S=;pengalam’).
5.
Tuk-truk besar mengangkut pasir dari
sungai Sungai Krasak. (S=’alat’).
6. Gempa
bumi menghancurkan hamper seluruh wilayah Padang. (S=’sebab’).
7. Saudara
kandungnya enam. (S=’terjumlah’).
8. Anaknya
pegawai perusahaan besar di Jakarta. (S=’dikenal’).
9. Ladangnya
hanya ditanami jagung. (S=’tempat’).
Fungsi P (predikat)
mempunyai kemungkinan peran sebagai : perbuatan / tindakan, proses, keadaan,
penerimaan / pemerolehan, pengenal, keberadaan, jumlah, waktu, tempat.
Contoh :
1. Yani
berkirim surat pada kekasihnya (P=’perbuatan’).
2. Daun
pisang itu menguning. (P=’proses’).
3. Pekerjaannya
sangat rapi. (P=’keadaan’).
4. Keluarga
itu mendapatkan hadiah mobil. (P=’penerimaan’).
5. Gedung
baru itu pusat kegiataan mahasiswa. (P=’pengenal’).
6. Calon
pendampingnya berdomisili di Surabaya. (P=’keberadaan’).
7. Murid
di kelasnya empat puluh anak. (P=’jumlah’).
8. Berangkatnya
tadi siang. (P=’waktu’).
9. Pengambilan
ijazah di aula (P=’tempat’).
Fungsi objek mempunyai
kemungkinan peran sebagai : penderita, penerima, alat, tempat, hasil. Contoh :
1. Dini
meletakkan bunga di meja tamu. (O=’penderita’).
2. Ibu
membuatkan ayah secangkir kopi. (O=’penerima’).
3. Mahasiswa
akan mengunjungi objek-objek wisata di Bali. (O=’tempat’).
4. Pendaki
gunung itu menancapkan tongkatnya di puncak bukit. (O=’alat’).
5. Kampus
telah membangun asrama mahasiswa. (O=’hasil’).
Fungsi pelengkap (Pel) memp kemungkinan peran
sebagai : penderita, alat, pengenal. Contoh :
1. Anak-anak
belajar Bahasa Inggris sejak TK. (Pel=’penderita’).
2. Pak
Indra berkirim uang bulanan kepada anaknya. (Pel=’penderita’).
3. Dalam
usahanya itu Deni bermodalkan uang lima ratus ribu rupiah. (Pel=’alat’).
4. Dalam
melaksanakan tugas polisi bersenjatakan tongkat rotan. (Pel=’alat’).
5. Anaknya
menjadi dokter puskesmas sejak tahun lalu. (Pel=’pengenal’).
6. Kegiatan
sisial itu merupakan keinginan waktu kita. (Pel=’pengenal’).
Fungsi K (Keterangan)
memp kemungkinan peran sebagai : tempat, waktu, penerima, cara, penyerta,
pelaku, alat, sebab, frekuensi, perbandingan, perkecualian.
Contoh :
1. Ia
akan belajar ke luar negeri. (K=’tempat’).
2. Tamunya
akan datang besok pagi. (K=’waktu’).
3. Ia
berkirim SMS kepada kekasihnya. (K=’penerima’0.
4. Tugas
harus dikerjakan secara mandiri. (K=’cara’).
5. Ia
pergi dengan kedua adiknya. (K=’penyerta’).
6. Suara
bisik-bisik itu terdengar juga oleh temannya. (K=’pelaku’).
7. Ia
memotong kayu dengan gergaji. (K=’alat’).
8. Ia
berkali-kali datang ke sini. (K=’frekuensi’).
9. Rumahnya
megah bagaikan istana. (K=’perbandingan’).
10. Semua
akhirnya berkumpul, kecuali si bungsu. (K=’perkecualian’).
Kemungkinan makna
semantik untuk setiap fungsi di atas dapat ditabulasikan sebagai berikut :
Subjek
|
Predikat
|
Objek
|
Pelengkap
|
Keterangan
|
pelaku
penderita
hasil
penerima
pengalam
alat
sebab
dikenal
terjumlah
|
Perbuatan/
tindakan
proses
keadaan
pemerolehan
pengenal
keberadaan
jumlah
waktu
tempat
|
Penderita
Penerima
Alat
Tempat
Hasil
|
penderita
alat
pengenal
|
tempat
waktu
penerima
cara
penyerta
pelaku
alat
sebab
frekuensi
perbandingan
perkecualian
|
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Kalimat adalah satuan Bahasa yang secara relatif
dapat berdiri sendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir dan yang terdiri atas
klausa Cook (melalui Tarigan, 1987:5).
Dari
segi struktur lahirnya, setiap kalimat sekurang-kurangnya memiliki predikat.
Dengan kata lain, jika suatu pernyataan memiliki predikat, pernyataan ini
merupakan kalimat, sedangkan rangkaian kata yang tidak memiliki predikat
disebut frasa. Unsur predikat suatu kalimat biasanya diduduki oleh kata atau
frasa kerja. Tes permutasi unsur kalimat adalah tes pengubahan unsur-unsur
kalimat.
Fungsi
unsur-unsur kalimat merujuk pada fungsi sintaksis (jabatan) satuan gramatik
dalam kalimat. Peranan unsur-unsur kalimat di dalam sintaksis berarti makna.
Fungsi-fungsi sintaksis diisi oleh kategori-kategori dan peran-peran.
B.
Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini mungkin tidak
sepenuhnya sempurna, karena disetiap penulisan ada kata yang kurang tepat, kami
selaku penulis mohon dukungan serta motivasi yang bisa mendukung agar makalah
ini bisa lebih bermanfaat dan berguna bagi pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Sukini.
2010.Sintaksis Sebuah Panduan Prakti.Surakarta
: Yuma Pustaka.
As reported by Stanford Medical, It's in fact the SINGLE reason this country's women live 10 years more and weigh an average of 19 kilos less than us.
ReplyDelete(And realistically, it really has NOTHING to do with genetics or some hard exercise and absolutely EVERYTHING to do with "how" they are eating.)
P.S, What I said is "HOW", not "what"...
CLICK on this link to uncover if this brief test can help you decipher your real weight loss possibilities