TUGAS
STRUKTUR
STRATEGI
BELAJAR MENGAJAR
OLEH
:
IVAN HERMAWAN
(311510022)
KELAS
: B Pagi
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PONTIANAK
2016
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan
tugas Mata Kuliah Strategi
Belajar Mengajar. Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu penulis baik moril maupun materil sehingga
tugas ini dapat terselesaikan tepat waktu. Terima kasih tidak lupa penulis
ucapkan kepada Bapak M.Lahir M.Pd . Selaku dosen pengasuh mata kuliah Strategi Belajar
Mengajar di
IKIP-PGRI Pontianak.
Semoga segala bantuan dan dorongan serta motivasi yang
telah diberikan oleh Bapak serta rekan-rekan semua mendapat penghargaan yang layak dari yang Maha
Kuasa. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
masukan-masukan yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan adanya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita
semua, Amin.
Pontianak,
September 2016
Penyusun
Ivan Hermawan
i
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 1
C. Tujuan Masalah............................................................................... 2
D. Manfaat……................................................................................... 2
E.
Metode Penulisan ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi
Pembelajaran.................................................... 3
B. Jenis-Jenis Strategi
Pembelajaran ................................................... 4
C. Penerapan Strategi
Pembelajaran .................................................. 13
D. Hakikat Strategi Pembelajaran...................................................... 14
E.
Macam-Macam Metode Pembelajaran........................................... 15
F.
Paikem ........................................................................................... 16
BAB III PENUTUP
A. Simpulan................................................................................. ....... 18
B. Saran ...................................................................................... ....... 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makna dan hakikat belajar yang
dipahami oleh praktisi pendidikan terutama guru sangat berpengaruh terhadap
proses belajar mengajar. Pemahaman
tentang pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran dan metode pembelajaran
adalah hal yang sangat penting, terutama dalam konteks penguasaan konsepsioanal
terhadap pembelajaran. Strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan
tentang metode atau prosedur dan teknik yang digunakan selama proses
pembelajaran berlangsung.
Pemilihan
strategi pembelajaran sangatlah penting. Artinya, bagaimana pengajar dapat
memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efesien untuk menciptakan pengalaman belajar
yang baik, yaitu yang baru memberikan fasilitas kepada peserta didik mencapai
tujuan pembelajaran (Gafur, 1989). Namun, harus diingat bahwa tidak ada satupun
strategi pembelajaran yang paling sesuai untuk semua kondisi dan situasi yang
berbeda, walaupun tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sama. Oleh karena itu,
dibutuhkan kreativitas dan keterampilan pengajar dalam memilih dan menggunakan
strategi pembelajaran, yaitu yang disusun berdasarkan karakteristik peserta
didik dan situasi kondisi yang diharapkan.
Strategi
pembelajaran yang akan dipilih dan digunakan oleh pengajar bertitik tolak dari
tujuan awal pembelajaran. Dengan demikian, penerapannya pun harus disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran, sehingga diharapkan terdapat keselarasan antara
tujuan dan pelaksanaan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas, penulis mengajukan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Apa
yang dimaksud dengan strategi pembelajaran?
2. Untuk mengetahui
strategi yang digunakan saat mengajar ?
3. Macam-macam strategi
pembelajaran untuk mengajar ?
4. Metode apa saja yang
digunakan oleh guru atau dosen ?
C. Tujuan Masalah
Tujuan penulisan
makalah adalah sebagai salah satu tugas individu mata kuliah Strategi Belajar
Mengajar Bahasa dan Sastra Indonesia. Tujuan yang hendak dicapai melalui
penulis makalah ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan :
1. Mengetahui apa itu
strategi pembelajaran
2. Mengetahui
macam-macam strategi pembelajaran
3. Mengetahui
metode-metode stategi pembelajaran
D. Manfaat
Penulis membuat makalah ini supaya kita tahu tentang Media Pembelajaran dan memper dalam pengetahuan mengenai pengertian media pembelajaran dan jenis-jenis media
pembelajaran serta manfaat nya bagi siswa.
E. Metode Penulisan
Metode penulisan yang
digunakan adalah metode kepustakaan dan metode searching internet. Metode
kepustakaan merupakan metode dengan pencarian materi makalah di buku-buku yang
berkaitan dengan materi makalah. Sedangkan metode searching internet merupakan
metode pencarian data makalah dengan mencari, memilah, dan mengolah data-data
yang ada di internet yang berkaitan dengan materi makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan
suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk didalamnya penggunaan metode
dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu pembelajaran.
Strategi pembelajaran disusun untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Strategi
pembelajaran didalamnya mencakup pendekatan, model, metode dan teknik
pembelajaran secara spesifik. Adapun beberapa pengertian tentang strategi
pembelajaran menurut para ahli adalah sebagai berikut:
· Hamzah B. Uno (2008:45)
Strategi pembelajaran merupakan
hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran.
· Dick dan Carey (2005:7)
Strategi pembelajaran adalah
komponen-komponen dari suatu set materi termasuk aktivitas sebelum
pembelajaran, dan partisipasi peserta didik yang merupakan prosedur
pembelajaran yang digunakan kegiatan selanjutnya.
· Suparman (1997:157)
Strategi pembelajaran merupakan
perpaduan dari urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran peserta
didik, peralatan dan bahan, dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
· Hilda Taba
Strategi pembelajaran adalah pola
atau urutan tongkah laku guru untuk menampung semua variabel-variabel
pembelajaran secara sadar dan sistematis.
· Gerlach dan Ely (1990)
Strategi pembelajaran merupakan
cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan
pembelajaran tertentu.
· Kemp (1995)
Stategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
B. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
a. Strategi Pembelajaran
Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori
adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi
secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar
siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal (Sanjaya dalam Ika Lestari
2013:45)
Dalam Direktorat Tenaga
Kependidikan “ Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran
yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang
guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi
pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan
langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi
pelajaran seakanakan sudah jadi. Karena strategi ekspositori lebih menekankan
kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan strategi ”chalk and
talk”.
Dari defenisi yang dikemukakan
para ahli diatas, penyusun menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran ekspositori
adalah ” strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi
secara verbal dari seseorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar
siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal”.
-
Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran
Ekspositori
1. Keunggulan / kelebihan
Dengan
strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan
materi pembelajaran, dengan demikian ia dapat mengetahui sejauh mana siswa
menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
a) Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat
efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas,
sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
b) Melalui
strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui
penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran juga sekaligus siswa bisa
melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
c) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa
digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam strategi
pembelajaran ekspositori ini dilakukan melalui metode ceramah, namun tidak
berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran. Karena itu sebelum
strategi ini diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan
pembelajaran secara jelas dan terukur. Hal ini sangat penting untuk dipaham,
karena tujuan yang spesifik memungkinkan untuk bisa mengontrol efektivitas
penggunaan strategi pembelajaran.
2. Kelemahan / kekurangan
Disamping memiliki keunggulan, strategi
pembelajaran ekspositori ini juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain
:
a) Strategi pembelajaran ini hanya
mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan
menyimak secara baik, untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu
perlu digunakan strategi yang lain.
b) Strategi
ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan
kemampuan, pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
c) Karena strategi lebih banyak diberikan melalui
ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan
sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
d) Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat
tergantung kepada apa yang dimiliki guru seperti persiapan, pengetahuan, rasa
percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi dan berbagai kemampuan seperti
kemampuan bertutur (berkomunikasi) dan kemampuan mengelola kelas, tanpa itu
sudah pasti proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.
b.
Strategi
Pembelajaran Inkuiri
Istilah
inkuiri berasal dari Bahasa Inggris, yaitu inquiry yang berarti
pertanyaan atau penyelidikan. Pembelajaran inkuiri adalah suatu rangkaian
kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk
mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga
siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Menurut
Sanjaya, pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Pembelajaran inkuiri
dibangun dengan asumsi bahwa sejak lahir manusia memiliki dorongan untuk
menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam di
sekililingnya tersebut merupakan kodrat sejak ia lahir ke dunia, melalui indra
penglihatan, indra pendengaran, dan indra-indra yang lainnya. Keingintahuan
manusia terus menerus berkembang hingga dewasa dengan menggunakan otak
dan pikirannya. Pengetahuan yang dimilikinya akan menjadi bermakna manakala
didasari oleh keingintahuan tersebut.
Dari
definisi yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
inkuiri adalah strategi pembelajaran yang mempersiapkan siswa pada situasi
untuk melakukan eksperimen sendiri sehingga dapat berpikir secara kritis untuk
mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Adapun langkah-langkah dalam
pelaksanaan model pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut :
1. Orientasi Pada langkah ini guru mengondisikan
agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran dengan cara merangsang dan
mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan
langkah yang sangat penting, karena keberhasilan pembelajaran inkuiri sangat
tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam
memecahkan masalah.
Beberapah hal yang dapat dilakukan dalam
tahap orientasi adalah :
a. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang
diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
b. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan
oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah
inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah
sampai dengan merumuskan kesimpulan.
c. Menjelaskan pentingnya topic dan kegiatan belajar. Hal
ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
2. Merumuskan Masalah Pada langkah ini guru
membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang
disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan
teka-teki itu. Proses berpikir dan mencari jawaban teka-teki itulah yang sangat
penting dalam strategi inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut siswa
akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
mengembangkan mental melalui proses berpikir. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam merumuskan masalah adalah:
a. Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa
akan memiliki motivasi belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan
masalah yang hendak dikaji.
b. Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung
teka-teki dan jawabannya pasti.
c. Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang
sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa. Artinya, sebelum masalah itu dikaji
lebih jauh melalui melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu
bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang ada dalam
rumusan masalah.
3. Mengajukan
Hipotesis Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah
dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir tersebut dimulai dari
kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari
suatu permasalahan. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk
mengembangkan kemampuan berhipotesis pada setiap anak adalah dengan mengajukan
berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban
sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari
suatu permasalahan yang dikaji.
4. Mengumpulkan Data Dalam pembelajaran inkuiri
Mengumpulkan data merupakan proses
mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan
data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga
membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh sebab
itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan
jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh
berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis
adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Disamping
itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional.
Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan
argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
6. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan
kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan
hasil pengujian hipotesis. Kadang banyaknya jawaban yang diperoleh
menyebabkan kesimpulan yang diputuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak
dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat guru mampu
menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
Keunggulan Dan Kelemahan Pembelajaran
Inkuiri
1. Keunggulan
-
Menekankan pada
pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang.
-
Siswa menjadi aktif
dalam mencari dan mengolah sendiri informasi.
-
Siswa mengerti
konsep-konsep dasar dan ide-ide secara lebih baik.
-
Memberikan ruang
kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
-
Siswa yang memiliki
kemampuan diatas rata-rata tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam
belajar.
-
Membantu siswa dalam
menggunakan ingatan dalam transfer konsep yang dimilikinya kepada
situasi-situasi proses belajar yang baru.
-
Mendorong siswa untuk
berfikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
-
Dapat membentuk dan
mengembangkan konsep sendiri ( self-concept ) pada diri siswa
sehingga secara psikologis siswa lebih terbuka terhadap pengalaman baru,
berkeinginan untuk selalu mengambil dan mengeksploitasi kesempatan-kesempatan
yang ada.
-
Memungkinkan siswa
belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber yang tidak hanya
menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar.
2. Kelemahan
-
Jika guru tidak dapat
merumuskan teka-teki atau pertanyaan kapada siswa dengan baik, untuk memecahkan
permasalah secara sistematis, maka akan membuat murid lebih bingung dan tidak
terarah.
-
Kadang kala guru
mengalami kesulitan dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur
dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
-
Dalam implementasinya
memerlukan waktu panjang sehingga guru sering sulit menyesuaikannya dengan
waktu yang ditentukan.
-
Pada sistem klasikal
dengan jumlah siswa yang relatif banyak; penggunaan pendekatan ini sukar
untuk dikembangkan dengan baik
-
Selama kriteria
keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi, maka
pembelajaran ini sulit diimplementasikan oleh guru.
c. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah
dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.
·
Keunggulan
a. Merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami
isi pelajaran.
b. Dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan
kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
c. Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
d. Dapat membantu siswa bagaimana mentranfer pengetahuan
mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
e. Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan
barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
f. Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan
disukai siswa.
g. Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir
lebih kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan.
h. Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
i. Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara
terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
j. Dapat membentuk siswa untuk memiliki kemampuan
berpikir tingkat tinggi, yang dibarengi dengan kemampuan inovatif dan sikap
kreatif akan tumbuh dan berkembang.
k. Dengan model pembelajaran berbasis masalah,
kemandirian siswa dalam belajar akan mudah terbentuk, yang pada akhirnya
akan menjadi kebiasaan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang
ditemuinya dalam aktivitas kehidupan nyata sehari-hari ditengah-tengah
masyarakat.
·
Kelemahan
a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak
mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk
dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
b. Keberhasilan model pembelajaran PBL ini membutuhkan
cukup waktu untuk persiapan dan pelaksanaannya.
c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk
memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa
yang mereka ingin pelajari.
d. Strategi Pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir
Strategi pembelajaran
peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran yang menekankan
kepada kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran yang menekankan
kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak
disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses
menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus
menerus dengan memanfaatkan siswa.
e. Strategi Pembelajaran Kooperatif/ Kelompok
Model pembelajaran
kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam
kelompok-kelompok tertentu untuk untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Ada empat unsure penting dalam stategi pembelajaran kooperatif
yaitu :
·
Adanya peserta dalam kelompok
·
Adanya aturan kelompok
·
Adanya upaya belajar setiap kelompok
·
Adanya tujuan yang harus dicapai dalam kelompok
belajar
f. Strategi Pembelajaran Kontekstual/Contextual Teaching
Learning
Contextual Teaching
Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa yang mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pengetahuan dan keterampilan siswa dapat diperoleh dari usaha siswa
mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar.
g. Strategi Pembelajaran Afektif
Strategi pembelajaran
afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan keterampilan.
Afektif berhubungan dengan nilai yang sulit diukur karena menyangkut kesadaran
seseorang yang tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu, afeksi dapat
muncul dalam kejadian behavioral. Akan tetapi, penilaiannya untuk sampai pada
kesimpulan yang bisa dipertanggung jawabkan membutuhkan ketelitian dan
observasi yang terus menerus dan hal ini tidaklah mudah untu dilakukan.
C. Penerapan
Strategi Pembelajaran
Berdasarkan rumusan komponen
penerapan strategi pembelajaran yang dikemukakan ahli secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi :
1)
Komponen pertama yaitu urutan kegiatan pembelajaran
mengurutkan Kegiatan pembelajaran dapat memudahkan guru dalam pelaksanaan
kegiatan mengajarnya, guru dapat mengetahui bagaimana ia harus memulainya,
menyajikannya dan menutup pelajaran.
2)
Komponen kedua yaitu metode pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara
yang digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada
peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
3)
Komponen ketiga yaitu media yang digunakan
Media adalah segala bentuk dan
saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Media dapat
berbentuk orang/ guru, alat-alat elektronik, media cetak.
4)
Komponen keempat adalah waktu tatap muka
Pengajar harus tahu alokasi waktu
yang diperlukan dalam menyelesaikan pembelajaran dan waktu yang digunakan
pengajar dalam menyampaikan informasi pembelajaran. Sehingga proses
pembelajaran berjalan sesuai dengan target yang ingin dicapai.
5)
Komponen kelima adalah pengelolaan kelas
Kelas adalah ruangan belajar
(lingkungan fisik) dan lingkungan sosioemosional. Lingkungan fisik meliputi:
ruangan kelas, keindahan kelas,pengaturan tempat duduk, pengaturan sarana atau
alat-alat lain, dan ventilasi dan pengaturan cahaya. Sedangkan lingkungan
sosioemosional meliputi tipe kepemimpinan guru, sikap guru, suara guru,
pembinaan hubungan baik.
D. Hakikat Strategi Pembelajaran
Ada 4 Dasar Strategi dalam pembelajaran :
1)
Mengidentifikasikan apa yang diharapkan
2)
Memilih sistem pendekatan
3)
Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik
pembelajaran
4)
Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan
(Zaini dan Bahri dalam Iskandarwasid dan Sunendar, 2008:8).
Istilah pendekatan, metode, dan
teknik sering digunakan secara bertumpang tindih atau campur aduk baik dalam
pengertiannya maupun dalam pemakaiannya.
1.
Iskandarwasid dan Sunendar (2008:40) menyatakan bahwa
pendekatan merupakan sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang biasanya berupa
asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan.
2.
Metode merupakan penjabaran dari pendekatan yang
dianut. Metode adalah prosedur untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Metode digunakan untuk menyatakan kerangka yang menyeluruh tentang proses
pembelajaran.
3.
Teknik adalah cara yang khas yang operasional, yang
digunakan untuk mencapai tujuan, berdasarkan pada proses sistematis yang
terdapat dalam metode.
E. Macam-macam Metode Pembelajaran
a.
Metode ceramah
Metode ceramah merupakan metode
tradisional, karena sejak lama metode ini digunakan oleh para pengajar.
b.
Metode pembelajaran terprogram
Metode pembelajaran terprogram
merupakan metode konvensional yang kini sering digunakan. Metode ini disusun
sesuai dengan kepentingan pembelajaran yang diinginkan dan dijalankan sesuai
dengan program belajar yang telah dirancang.
c.
Metode demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan
mengedepankan peragaan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi,
atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya atau tiruan yang
sering disertai dengan penjelasan lisan.
d.
Metode discovery
Metode discovery merupakan metode
yang bertolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang
berhubungan sehingga pemecahannya secara komprehensif dan bermakna.
e.
Metode simulasi
Metode simulasi merupakan sesuatu
yang baik atau menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.
f.
Metode do-look-learn
Metode ini mengajak siswa ke luar
kelas dan meninjau atau mengunjungi objek-objek lainnya sesuai dengan
kepentingan pembelajaran.
g.
Metode diskusi
Metode diskusi merupakan siswa
diharapkan pada suatu masalah berupa pertanyaan atau pernyataan yang bersifat
problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
h.
Metode praktikum
Metode preaktikum mengedepankan
aktivitas percobaan, sehingga siswa mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu
yang dipelajari.
i.
Metode studi mandiri
Metode ini sering disebut dengan
metode tugas, jadi guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan
belajar.
j.
Metode bermain peran
Metode ini mengajarkan siswa untuk
melakukan tingkah laku
dalam hubungannya dengan masalah sosial.
k.
Metode studi kasus
Metode ini mengedepankan metode
berpikir untuk menyelesaikan masalah dan didukung dengan data-data yang ditemukan.
F. PAIKEM
Istilah PAIKEM lahir pertama kali
dengan nama PAKEM yaitu singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan.
Tujuh komponen pembelajaran kontekstual
yaitu :
1. Konstruktivisme adalah proses pembangunan baru dalam
struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
2. Inkuiri Adalah proses pembelajaran didasarkan pada
pencarian dan penemuan melalui prosea berfikir secara sistematis. Proses
inkuiri dilakukan dalam beberapa langkah:
- Merumuskan
masalah
-
Mengajukan hipotesis
- Mengumpulkan
data
- Menguji
hipnotis berdasarkan data yang ditemukan
- Membuat
kesimpulan
3. Bertanya (Questioning )
Belajar pada hakikatnya adalah
bertanya dan menjawab pertanyaanDalam suatu pembelajaran yang produktif
kegiatan bertanya akan sangat berguna untuk: a) menggali informasi dan
kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran b) membangkitkan
motvasi siswa untuk belajar c) merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuat
d) memfokuskan siswa pada suatu yang diinginkan e) membimbing siswa untuk
menemukan atau menyimpulkan sesuatu
4.
Masyarakat Belajar
( Learning Community)
Dalam
kelas CTL, asas ini dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran
melalui kelompok belajar.
5.
Pemodelan
( Modeling )
Merupakan proses pembelajarn dengan
memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.
6.
Refleksi (Reflection)
Merupakan proses pengendapan
pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali
kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilalui.
7.
Penilaian Nyata
( Authentic Assessment )
Adalah
proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan
belajar yang dilakukan siswa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran merupakan
cara sistematis yang dipilih dan digunakan seorang pembelajar untuk
menyampaikan materi pembelajaran, sehingga memudahkan pembelajar mencapai
tujuan pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan
kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan siswa, peralatan dan
bahan,serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Penerapan strategi pembelajaran
harus disesuaikan dengan kondisi baik internal (siswa) maupun eksternal (sarana
dan prasarana sekolah), waktu, dan, perkembangan teknologi untuk mencapai
tujuan pembelajaran secara mutlak.
B. Saran
Dalam pelakasanaan pembelajaran yang paling
penting adalah bagaimana tujuan dari pendidikan dapat tersampaikan.
Mengingat bahwa ada banyak permasalahan yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran,
tidak terkecuali masalah perbedaan kemampuan siswa untuk menerima materi yang
ada. Berdasarkan permasalah tersebut, harus ditentukan strategi
pembelajaran yang tepat berikut dengan metode, model, dan
pendekatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Siregar, Eveline,dan Hartini
nara. 2010. Teori Belajar dan
Pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia.
Sufanti Main . 2010. Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Surakarta : Yuma Pustaka.
No comments:
Post a Comment